Universitas Islam Jember

Berharap Peran Swasta Lebih Besar

OPTIMISTIS: Direktur Pengembangan Teknologi Industri Dr Hotmatua Daulay (tengah) menerima produk nugget kelopak mawar dari peneliti UIJ. Dia berharap agar produk tersebut mendapat bantuan juga dari pihak swasta. Foto.MUCHAMMAD AINUL BUDI / RADAR JEMBER

UJI Gelar Sosialisasi Pengembangan Teknologi Industri

JEMBER – Universitas Islam Jember (UIJ) dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi  bekerja sama menggelar sosialisasi pengembangan teknologi industri. Itu dianggap penting untuk memberikan wawasan tentang kriteria dan kualitas berbagai proposal yang diajukan para dosen ke Kemenristekdikti.

       Direktur Pengembangan Teknologi Industri Kemenristek Dikti Dr Hotmatua Daulay, mengungkapkan bahwa tahun 2018, penelitian yang sudah dilakukan lembaga terkait jumlahnya mencapai ribuan.  “Kalau jumlah penelitian nasional banyak sekali. Di kita sendiri perguruan tinggi bisa sampai 25 ribuan. Dari Insinas (Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional, Red) Mencapai ratusan, dan Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) juga ratusan. Di lembaga-lembaga lainnya juga banyak, baik swasta dan perguruan tinggi,” ujarnya.

       Menurut Hotmatua, saat ini Insinas sudah melakukan berbagai penelitian dari Aceh sampai Papua. Di Provinsi Jawa Timur, Insinas terus bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi seperti di Jember, Surabaya, dan Malang. “Kalau di luar negeri sarana dan prasarananya lebih bagus. Namun di sini masih kurang. Tetapi kami berupaya untuk mendorong terus. Agar bisa membuat prasarana lebih baik lagi,” ujarnya.

Di beberapa negara maju, kata dia, peran industri swasta berperan sangat baik dan mendukung upaya penelitian dari pihak pemerintah. Bahkan, peran swasta dapat mencapai 80 persen dari anggaran industri nasional. Sedangkan di negeri sendiri, kata dia, 80 persen tersebut dari pemerintah, sisanya baru peran swasta.

       “Budget masih menjadi kendala saat ini. Dana itu memang sampai Rp 24 triliun. Tetapi bukan untuk penelitian semua. Namun, dibagi-bagi lagi. Termasuk membayar gaji karyawan kantor,” tutur Hotmatua. Keterbatasan dana dari pemerintah untuk penelitian, membuat pihaknya ingin mendorong peran industri swasta ikut membantu industri dalam negeri.

       “Sampai sekarang peran industri swasta terhadap penelitian dalam negeri masih kecil. Tetapi memang ada beberapa perusahaan yang sudah punya lembaga penelitian sendiri. Dan mulai membantu pemerintah,” pungkasnya.

       Dalam kesempatan sosialisasi tersebut, Hotmatua sempat diperlihatkan produk nugget dari bahan kelopak mawar yang dihasilkan beberapa dosen dan mahasiswa UIJ. Dia menilai kalau sudah dikemas lebih bagus lagi, perusahaan nugget swasta bisa membeli paten nugget produk kampus tersebut. “Sehingga peneliti kita mendapatkan royalti agar meningkatkan kesejahteraannya juga nantinya.

       Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama DR KH Symasul Arifiin (Gus Aab), Rektor UIJ Drts Abdul Hadi MM, Sekretaris LPTNU Ir Agus Jui Purmawan MSi, dan peneliti senior Ir Ratih Damayanti PhD, dari IPB, Bogor. (mg1/c1/sh)

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Konten dilindungi ...
0
Anda suka tulisan ini.? Silahkan komenx
()
x