UIJ, www.uij.ac.id – Dosen Universitas Islam Jember (UIJ) membuatkan Dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) Pencegahan Perkawinan anak atau Pendewasaan Usia Perkawinan di Bondowoso. Hal itu dibuktikan dengan diundangnya dosen fakultas hukum UIJ di Kantor Pemda beberapa pekan lalu.

Saat dikonfirmasi, dosen fakultas hukum UIJ Muhammad Hoiru Nail mengatakan, sebelum membuat dokumen RAD tersebut, dirinya mendengarkan beberapa aspirasi yang dikeluhkan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). “Ada dari dinas pendidikan, dinas kesehatan dan dari pengadilan agama,” ujarnya saat diwawancarai di ruang kerjanya, Jum’at (13/1).

Dari beberapa aspirasi, diantaranya ialah penyebab banyaknya perkawinan anak di Bondowoso dan strategi aksi daerah untuk menurunkan angka perkawinan anak. Sebagian masyarakat yang masih memiliki asumsi pemikiran-pemikiran kuno. Seperti, “Jika anak perempuan lulus SMA tidak segera dinikahkahkan, maka akan menjadi perawan tua, itu menjadi salah satu alasan yang membuat angka perkawinan usia di bawah 19 tahun meningkat,” jelasnya.

Selain itu, beberapa alasan yang membuat angka pernikahan usia dini juga muncul seperti masalah ekonomi, pendidikaan, serta minimnya pengetahuan tentang resiko kesehatan. “Ternyata banyak masyarakat kita yang kurang memiliki informasi, tentang resiko kesehatan pada perkawinan di usia dini, ” imbuhnya.

Dengan demikian, pihaknya menyusun dokumen RAD yang dapat menjadi rujukan bagi bupati ketika akan membuat regulasi. “Selain menerima aspirasi hal-hal yang ada di Bondowoso kemaren saya juga menyusun dokumennya, meskipun nantinya tidak semua dokumen akan ditindaklanjuti, paling tidak mengambil salah satu strategi yang sudah disusun, untuk menurunkan angka perkawinan anak di Bondowoso,” tegasnya.

Reporter: St. Sholeha
Editor: Djoko Supriatno